![]() |
| Foto: Pahlawan Nasional, Marsinah (dok.negara) |
Editor : J. Farhan
CERITA, denyutrakyat.com - Pada 10 November 2025, Marsinah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto atas jasanya dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial
Marsinah adalah seorang aktivis buruh perempuan yang lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. Ia bekerja sebagai buruh di pabrik jam tangan PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo. Marsinah dikenal sebagai pejuang hak-hak buruh dan keadilan sosial. Ia memimpin aksi mogok kerja pada tahun 1993 untuk menuntut kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja.
Tragisnya, Marsinah diculik dan dibunuh pada 8 Mei 1993, dengan tanda-tanda penyiksaan berat di tubuhnya. Kasus pembunuhan Marsinah belum terungkap hingga kini, namun perjuangannya telah menginspirasi banyak orang.
Berikut adalah ringkasan kasus pembunuhan Marsinah:
- Marsinah adalah seorang buruh di PT CPS, Sidoarjo, yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
- Pada tanggal 5 Mei 1993, Marsinah menghilang dan ditemukan tewas pada tanggal 8 Mei 1993 dengan tanda-tanda penyiksaan.
- Polisi Indonesia membentuk Tim Terpadu untuk menyelidiki kasus pembunuhan Marsinah, namun penyelidikan tersebut dianggap direkayasa.
- Delapan petinggi PT CPS ditangkap dan disiksa, termasuk Mutiari, Kepala Personalia PT CPS, yang dipaksa mengaku telah membuat skenario pembunuhan Marsinah.
- Yudi Susanto, pemilik PT CPS, juga ditangkap dan divonis 17 tahun penjara, namun kemudian dibebaskan oleh Mahkamah Agung.
- Kasus pembunuhan Marsinah masih menjadi misteri dan belum terungkap hingga kini.
- Marsinah dianggap sebagai simbol perjuangan buruh perempuan dan korban pelanggaran hak asasi manusia pada masa Orde Baru.
Marsinah dan Soeharto
Marsinah dan Soeharto adalah dua tokoh yang menerima gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2025, yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Marsinah, seorang aktivis buruh yang dibunuh pada tahun 1993, dianggap sebagai simbol perjuangan buruh dan keadilan sosial.
Sementara itu, Soeharto, mantan Presiden Indonesia, memiliki rekam jejak yang kompleks, termasuk peranannya dalam operasi militer dan kontroversi hak asasi manusia.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto menuai penolakan dari beberapa pihak, termasuk Gus Mus dan Koalisi Masyarakat Sipil, yang menganggapnya tidak layak karena keterlibatannya dalam pembantaian dan pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menyatakan bahwa Soeharto memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional berdasarkan rekam jejaknya dalam perjuangan kemerdekaan dan politik
Marsinah, di sisi lain, dianggap sebagai pahlawan yang memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial. Ia dibunuh pada tahun 1993 setelah memimpin aksi mogok kerja menuntut kenaikan upah. Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah dianggap sebagai pengakuan atas perjuangannya dan sebagai simbol perlawanan buruh terhadap ketidakadilan ².
Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada kedua tokoh ini menunjukkan bahwa proses pengusulan dan penilaian gelar pahlawan nasional masih kompleks dan kontroversial.



