Budaya Mistik; Penyakit Ilmu Rantai Babi

DRC
09 November 2025, 12.11 WIB Last Updated 2025-11-09T18:42:04Z

 

___

Ahmad Basri: Peminat Kebudayaan


denyutrakyat.com, OPINI - Setelah pensiun, wajah “sang raja"  perlahan-lahan berubah bentuk. Wajah menjadi bengkak, pucat, layu, dan dipenuhi dengan tanda bintik-bintik putih seperti orang terkena penyakit kurap atau kadas.


Dunia medis sepertinya sudah angkat tangan. Obat apa pun tak bereaksi. Kalau penyakit kurap atau kadas obat di apotik warung kaki lima tersedia. Mau berapa karung ? Tersedia. 


Kata seorang ahli penerawang “ilmu ghaib” penyakit “sang raja" aneh bukan penyakit biasa seperti pada umumnya. Namanya penyakit ilmu rantai babi.


Penyakit yang tak bersumber dari tubuh melainkan dari “ilmu” yang dulu pernah dipelihara untuk memperoleh kesaktian dan daya pikat.


Sama seperti orang yang menanam susuk atau ilmu pelet di wajahnya. Hanya “sang ahli" yang dapat mencabutnya atau mengobatinya itu pun membutuhkan banyak syarat. Tidak mudah.


Masalahnya, jika sang “sang ahli"  sudah lama tiada (meninggal dunia), maka tidak ada lagi yang bisa menyembuhkannya. Resikonya wajah akan terus seperti membusuk menjadi tanda dari perbuatan “dosa” yang dulu dilakukannya.


Dalam masyarakat yang masih percaya pada dunia klenik dan mistik. Mendatangi “orang pintar” untuk mencari jalan pintas demi kekuasaan dan jabatan sudah menjadi fenomena budaya.


Namun semua ilmu memiliki bayangan gelap sendiri memiliki resiko yang harus diterima. Dan pada akhirnya seperti ilmu rantai babi yang menggigit ekornya sendiri.


Setelah kekuasaan jabatan pergi ilmu itu berbalik memakan dirinya sendiri dan yang tersisa hanyalah hinaan dan caci maki. Sanjungan pujian menghilang seketika. Lenyap.


Itulah buah dari kekuasaan jabatan yang dibangun bukan atas kejujuran,integritas, melainkan atas persekutuan dengan dunia kegelapan.

Komentar

Tampilkan

  • Budaya Mistik; Penyakit Ilmu Rantai Babi
  • 0

Wikipedia

Hasil penelusuran